My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Kamis, 07 Mei 2015

Ajari Aku Menjadi Pembohong Paling Sempurna

Semua benar-benar telah berakhir ketika aku takut untuk mengakhiri. Semua hilang, hancur berantakan. Tak tersisa. Padahal semua sudah begitu tersusun rapi sebelum semua ini terjadi. Tak mudah untuk mengakui bahwa ini cinta, rindu, sayang dan semacamnya. Tak semudah kamu meluluhlantahkan kepercayaanku. Kamu bilang bahwa kamu hanya akan pergi sebentar. Kamu juga meyakinkanku bahwa akan menjaga semuanya termasuk perasaanku yang paling dalam. Tapi sekarang kamu sudah menunjukkan kejahatanmu bahkan lebih jahat dari penjahat kelas kakap sekalipun.

Setega ini kamu melakukannya. Kamu berdusta untuk meraih hatiku, mengambil kebahagiaanku dan menghempaskan begitu saja. Apa salahku?


Iya, aku ingat. Dulu aku pernah mengabaikanmu. Ya, aku pernah mengabaikanmu sampai-sampai semua orang menganggapku paling jahat. Aku juga tertekan saat itu. Tapi sekarang siapa yang jahat? Aku? Kamu?
Bukan aku yang akan menjawab, tapi orang-orang yang sudah mengenal aku dan kamu.

Serapi ini kamu menyembunyikan semuanya. Tolong ajari aku bagaimana cara menjadi pembohong paling sempurna. Ajari aku juga bagaimana cara menunjukkan muka memelas hanya untuk mengemis perhatian. Ah, ternyata aku tak sepintar kamu. Bersandiwara seperti ini dengan jurus kata-kata cinta manis dan perjuangan super baja yang kamu ucap dan lakukan. Aku sudah terlanjur terjerat. Kamu sudah terlalu jauh membawaku melangkah hingga aku lupa untuk berbalik arah.

Lain kali sayang, jika kamu akan melakukan kebohongan yang besar jangan lakukan itu kepadaku. Bukankah bangkai yang disembunyikan juga akan tercium baunya? Aku juga sudah pernah bilang dan memperingatkanmu bahwa aku adalah mata-mata yang baik. Tapi kamu tidak pernah menggubrisnya. Ternyata kita saling melengkapi ya. Kamu penjahatnya dan aku mata-matanya.
Sempat terlintas di pikiranku. Berusaha menjadi baik saja banyak yang jahat, apa aku harus menjadi orang jahat agar tak ada yang jahat kepadaku? Ternyata tidak. Semua itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Lagi pula kedua orang tuaku tidak pernah mengajariku untuk membalas sesuatu dengan hal yang tidak baik. Kenyataannya semua sudah berakhir sampai di sini saja. Tidak ada lagi kita, kenangan kita, canda tawa kita yang kadang kelewat batas. Kini aku akan melepaskanmu karena kamu memang tak berhak meraih cintamu di saat kamu sudah punya cinta yang lain. Aku tak seegois itu. Tidak ada lagi yang harus dibicarakan katamu. Semua tentang kita kamu titipkan padaku. Enak saja. Aku akan mengubur semuanya. Sama seperti yang kamu lakukan. Hanya saja aku butuh waktu.
Salam dariku, peri kecilmu yang akan segera menjadi peri kecil orang yg lebih tepat.